Wednesday, December 14, 2016

Ka’bah: Tempat Ibadah yang Pertama Kali Dibangun Di Muka Bumi

Ka’bah: Tempat Ibadah yang Pertama Kali Dibangun Di Muka Bumi

Setiap muslim setiap hari selalu menghadap kiblat untuk melakukan berbagai ibadah, seperti shalat, dan berdoa. Kiblat yang dimaksud sudah barang tentu adalah Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Tetapi tahukah anda bahwa sebenarnya Ka’bah merupakan rumah atau tempat ibadah yang pertama kali dibangun di muka bumi.

Baca juga: Sejarah Arah Kiblat Shalat di Masjid Qiblatain.
Beragam pendapat tentang siapa orang yang pertama kali membangun Ka’bah ini. Beberapa menyebut malaikat, Nabi Adam AS, dan Syits. Nabi Ibrahim AS ketika menempatkan istrinya Siti Hajar dan bayi mereka Ismail di sekitar lokasi Ka’bah diisyaratkan dalam Al Qur’an bahwa rumah tua (Bayt Al Atiq) sudah ada di sana. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk memugar Ka’bah. Jejak Nabi Ibrahim dalam merenovasi Ka’bah sekarang dapat kita lihat melalui sebuah monumen yang disebut Maqam Ibrahim yang letaknya ada di samping Ka’bah.

Tahukah anda jika Ka'bah adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun di muka bumi?
Tahukah anda jika Ka'bah adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun di muka bumi?


Jika membicarakan tentang renovasi Ka’bah, sebenarnya rumah ibadah tertua di dunia ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Ka’bah yang disebut juga Baitullah (Rumah Allah) ini pada 600M (saat itu Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul dan masih berusia 30 tahun), dipugar oleh kabilah-kabilah Bangsa Arab akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah. Pada saat itulah terjadi perselisihan antar ketua kabilah yang berebut untuk meletakkan Hajar Aswad (Batu Hitam) pada dinding Ka’bah. Perselisihan yang hampir saja berujung pertumpahan darah ini bisa diselesaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang saat itu belum diangkat sebagai rasul dengan kebijaksanaannya.

Ketika Ka’bah yang sekarang ini perwujudan seperti bentuk kotak berukuran panjang 12,62 meter, lebar 11,03 meter dan tinggi 13,10 meter itu ditinggalkan Nabi Muhammad SAW hijrah ke Kota Madinah, rumah ibadah ini beralih fungsi menjadi tempat pemujaan dan penyimpanan 360 berhala Tuhan bangsa Arab jahiliyah yang menganut politheisme (banyak tuhan), padahal sebelumnya merupakan tempat ibadah agama tauhid yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS. Barulah setelah pembebasan Kota Mekkah oleh Nabi Muhammad SAW (tanpa pertumpahan darah juga), Ka’bah kembali difungsikan sebagai tempat ibadah agama tauhid, yaitu agama Islam.

Jika diperhatikan, Ka’bah bentuknya yang kotak itu memang unik. Disusun dari batu-batu yang berwarna hitam. Sejarah menyebutkan bahwa Hijir Ismail dahulunya merupakan bagian dari Ka’bah. Tetapi pada saat renovasi di jaman sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul (usia 30 tahun), kekurangan biaya. Karena itu Hijir Ismail tidak dimasukkan sebagai bagian menyatu dengan Ka’bah sekarang. Tercatat dulu Ka’bah berpintu dua, yang karena alasan yang sama pula diubah bentuknya menjadi hanya berpintu satu. Pintu Ka’bah dibuat tinggi dari lantai karena jaman dulu hanya para pemuka kaun Quraisy yang boleh memasukinya, di mana ini sebagai simbol bahwa kaum Quraisy lebih mulia. Pernah di jaman Khalifah Harun Al Rasyid, Ka’bah ingin direnovasi sebagaimana bentuknya yang asli di jaman Nabi Ibrahim AS, tetapi diurungkan agar nanti para penguasa berikutnya tidak sebegitu mudah membongkar-pasang Baitullah (Ka’bah).