Mesjid Qiblatain – Medinah
Mesjid Qiblatain adalah salah satu tempat ziarah umat muslim ketika berada di Kota Madinah. Mesjid tua ini memiliki beberapa keutamaan untuk dikunjungi. Berikut ulasannya untuk menambah pengetahuan kita tentang mesjid yang penting kedudukannya dalam sejarah kenabian Muhammad Rasulullah SAW. Ketika anda menjalankan ibadah haji dan umrah dan berada di Kota Madinah, maka Mesjid Qiblatain selalu ada di dalam daftar tempat yang akan dikunjungi. Jaraknya cukup dekat dari Mesjid Nabawy, yaitu hanya sekitar 5 kilometer.
Nama Lain Mesjid Qiblatain
Mesjid dua kiblat demikian orang Indonesia menyebutnya karena memang mesjid ini dalam sejarah penggunaannya mengalami dua kali perubahan arah kiblat untuk shalat umat Islam. Mengapa demikian? Sebelum turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW (Surah Al Baqarah ayat 114) di Hari Senin Bulan Rajab tahun kedua Hijriyah, shalat umat Islam berkiblat ke Masjid Al Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina (dahulu Jerusalem).
Turunnya ayat ini sebagai jawaban Allah SWT terhadap doa Rasulullah, karena umat Islam selalu dicemooh kaum Yahudi karena memiliki arah kiblat yang sama dengan mereka. Kaum Yahudi mencemooh bahwa umat Islam tidak mempunyai arah kiblat sendiri. Mesjid Qiblatain disebut juga Mesjid Bani Salamah karena dahulu Rasulullah membangun mesjid ini di tanah bekas rumah Bani Salamah.
Letak Mesjid Qiblatain
Mesjid berwarna putih bertembok kokoh ini terletak di Kota Madinah Al Munawarah sekitar 5 kilometer dari Mesjid Nabawy, tepatnya di Jalan Khalid Bin Abd. Walid, sebuah jalan yang menuju Kampus Universitas Madinah. Mesjid Qiblatain dibangun di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah. Lihat peta berikut untuk lebih jelasnya:
Keunikan Mesjid Qiblatain
Beberapa keunikan Mesjid Qiblatain yaitu:
- Satu-satunya mesjid yang mempunyai dua mihrab (tempat Imam memimpin shalat).
- Tempat diturunkannya wahyu (Surah Al Baqarah Ayat 114) yang berkaitan dengan perubahan kiblat ibadah shalat umat Islam, yaitu pada saat Nabi Muhammad sedang shalat dzuhur, yang mana kemudian beliau menghentikan sementara shalatnya untuk mengganti arah shalatnya menuju Masjidil Haram setelah sebelumnya menghadap ke Majidil Aqsha. Pada saat pengalihan arah kiblat ini, Rasulullah baru menyelesaikan rakaat keduanya. Nabiyullah berhenti sejenak untuk kemudian berpaling 180 derajat menghadap Masjidil Haram di Kota Mekkah. Perubahan arah kiblat ini juga kemudian menguji umat Islam saat itu, apakah mereka percaya dengan kenabian Muhammad SAW sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah Ayat 142.
- Diberi nama Mesjid Qiblatain, setelah sebelumnya disebut Mesjid Bani Salamah setelah turunnya wahyu dan pergantian arah qiblat shalat. Salah satu hal penting yang harus digarisbawahi terkait perubahan arah kiblat ini adalah bahwa umat Islam bukanlah menyembah Kaabah di Masjidil Haram ataupun Masjidil Aqsha. Arah kiblat hanya kode titik sentral arah ibadah shalat dan berdoa, bukan pada Masjidil Aqsha atau Kaabah-nya.
Struktur Banguan Mesjid Qiblatain
Ruang utama seluas 1.190 meter persegi dan ruangan untuk shalat wanita seluas 400 meter persegi merupakan tempat shalat berkarpet tebal dan lembut. Bila anda menjejakkan kaki di atasnya anda dapat merasakan telapak kaki anda tenggelam di dalam kelembutanya. Ruang utama ini berada di bawah kubah utama berukuran besar dengan lampu gantung besar berbentuk lingkaran berdesain artistik menggantung di tengah-tengahnya. Dari luar, anda akan dapat melihat dua menara kembar yang menjulang tinggi bersisian dengan dua kubah kembar yang mengapit kubah utama.
Di sisi barat mesjid, digunakan untuk tambahan bagunan untuk akomodasi pengurus mesjid, imam, dan muazzin. Sementara itu, karena bangunan Mesjid Qiblatain terletak pada kontour tanah yang miring, bagian yang lebih rendah di sebelah tenggara mesjid, dimanfaatkan untuk basement, di mana di sana para jamaah dapat mengambil air wudhu, kamar mandi, dan toilet. Sebagaimana mesjid-mesjid lainnya di Arab Saudi, mesjid ini tertata dengan baik. Ini dapat anda lihat dari taman yang menghijau oleh pepohonan dan kebersihan seluruh bagian mesjid.
Dari arah utara, yang juga struktur tanahnya lebih rendah dari bagian mesjid lainnya, dibuat tangga landai untuk para jamaah sebagai akses menuju tempat shalat utama mesjid. Secara umum mesjid ini memberikan kesan arsitektur tradisional yang mungkin dimaksudkan untuk menjadikan para peziarah dapat lebih menyelami sejarah besar dalam hal peribadatan umat Islam.
|
Mesjid Qiblatain - Madinah, dengan Menaranya yang Indah (Credit: Asifthebes) |
|
Menara Kembar Mesjid Qiblatain - Medinah (Credit: Aiman titi) |
Sejarah Renovasi Mesjid Qiblatain
Pada tahun 893 Hijriyah atau bertepatan dengan 1543 Masehi, Mesjid Qiblatain direnovasi oleh Sultan Sulaiman. Kemudian pada tahun 1987 Raja Fahd kembali melakukan renovasi. Kali ini dilakukan secara besar-besaran dengan memperluas mesjid dan menambah konstruksi baru untuk mesjid tersebut. Tentu saja tujuan utama perluasan mesjid adalah untuk menampung banyaknya umat muslim yang berziarah ke mesjid ini dan memberikan kenyamanan beribadah kepada mereka.
|
Lapangan Parkir Bus Para Peziarah di Mesjid Qiblatain - Madinah (Credit: Wibowo Djatmiko) |
wah bagus banget mesjid nya mbak..
ReplyDeletekapan yea bisa sholat disitu..
Mudah-mudahan nanti dapet kesempatan ya Mas Dede.
Deletecuma bisa lihat dari gambar saja mbak belim bisa menjejakkan kaki kesana..alangkah indahnya kalau bisa kesana
ReplyDeleteBetul sekali Mbak Indah.
Deletesemoga suatu saat bisa ke sana ....
ReplyDeleteAmin
Deletesholat di masjid semewah ini bisa membuat ibadah kita makin khusuk ya bak
ReplyDeleteWah, jangan salah Mas Handri, secara keseluruhan mesjidnya tidak mewah lho. Biasa aja sebenarnya, Tapi di tanah suci memang suasananya beda, khusuk.
Deletesubhanallah, mesjidnya bagus banget ya kak
ReplyDeletesalam suksses dari banjarmasin :)
Betul Mbak Dwi, Salam sukses juga dari Amuntai.
Delete